news
SISWA WAJIB DIAJARKAN KESADARAN AKAN LINGKUNGAN
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, kesadaran akan lingkungan
dan wacana tentang Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan perlu diberikan kepada para siswa. Seluruh elemen
pendidikan perlu menjalankan apa yang disebut sebagai Education for
Sustainable Development (ESD). “Pendidikan berbasis lingkungan atau
pendidikan berbasis keunggulan lokal ini juga sedang kita bangun melalui
gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),” ujar Mendikbud.
Hal tersebut dikemukakannya
saat menghadiri acara pemberian penghargaan Adiwiyata Nasional tahun 2016 di
Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta (13/12/2016).
Sebanyak 489 sekolah mendapatkan Penghargaan Adiwiyata Nasional pada tahun 2016.
Adiwiyata merupakan penghargaan yang diberikan kepada sekolah-sekolah yang
dinilai telah menjalankan pendidikan lingkungan hidup dan mewujudkan lingkungan
sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan hidup.
Dalam gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK), tutur Mendikbud, semua warga sekolah harus mampu
mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, sekaligus menyelaraskan semua hal
yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Pengintegrasian dilakukan pada
kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas).
Selain itu juga dilakukan perpaduan pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler, serta pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga,
dan masyarakat.
Mendikbud mengatakan,
pendidikan berbasis lingkungan juga membutuhkan kepemimpinan kepala sekolah
yang menjadikan sekolahnya sebagai wahana pendidikan lingkungan bagi
siswa-siswanya yang menghabiskan banyak waktu di sekolah. Apabila siswa
menjalani hari-harinya dengan pembiasaan kepedulian terhadap lingkungan, maka
karakter cinta lingkungan akan mengakar pada dirinya.
“Dari kepala sekolah dan guru
yang berdaya, serta didukung masyarakat yang peduli dan mau terlibat, maka akan
tumbuh generasi muda yang kontributif terhadap lingkungan di sekitarnya juga terhadap
masa depan bumi dan umat manusia,” kata Mendikbud.
Ia juga menuturkan, dalam
praktiknya, PPK mensyaratkan guru-guru yang tidak kaku, melainkan guru-guru
yang mampu mengembangkan kurikulum dan menyesuaikannya dengan konteks lokal.
“Menyesuaikan kurikulum dengan konteks lokal tak sekadar hanya menambahkan
muatan konten lokal, namun juga termasuk memanfaatkan segala kekuataan dan
kenyataan lingkungan sekitar sebagai media pendidikan bagi siswa,” tuturnya.
Pada acara pemberian
penghargaan Adiwiyata Nasional tahun 2016 itu, Mendikbud juga memberikan
apresiasi yang tinggi kepada perwakilan sekolah yang meraih Piagam Adiwiyata
Nasional, kampung yang meraih Penghargaan Kampung Iklim, serta para peserta
lomba poster lingkungan. Ia mengajak semua pihak untuk terus memperjuangan
pendidikan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan berkemajuan.
“Tujuan pendidikan karakter
adalah untuk membangun nilai-nilai kebangsaan, relijius, gotong royong,
kemandirian, dan integritas secara masif. Melalui nilai-nilai tersebut saya
yakin pendidikan kecintaan pada lingkungan juga akan semakin meningkat,”
ujarnya.
Program Adiwiyata sebagai upaya
pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup telah dilaksanakan sejak tahun 1975.
Pada tahun 1996 disepakati kerja sama pertama antara Departemen Pendidikan
Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, yang diperbaharui pada tahun
2005 dan tahun 2010. Di tahun 2006, ditandatangani nota kesepahaman antara
Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang
bertujuan untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan hidup
melalui kegiatan pembinaan, penilaian, dan pemberian penghargaan Adiwiyata
kepada sekolah (sumber: kemdikbud)
No comments