Permenkum Nomor 27 Tahun 2025 Tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu Dan Musik

Permenkum Nomor 27 Tahun 2025


Permenkum Nomor 27 Tahun 2025 Tentang Peraturan Pelaksanaan PP Nomor 56 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu Dan/Atau Musik merupakan peraturan pengganti atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak  Asasi Manusia atau Permenkumham Nomor 9 Tahun 2022 tentang Peraturan   Pelaksanaan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  56  Tahun  2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu  dan/atau Musik.

 

Beberapa pertimbangan diterbitkannya Peraturan Menteri Hukum Permenkum Nomor 27 Tahun 2025 Tentang Peraturan Pelaksanaan PP Nomor 56 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu Dan/Atau Musik adalah sebagai berikut:

a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (3),  Pasal 15 ayat (4), Pasal 18 ayat (5), dan Pasal 19 ayat (3)  Peraturan  Pemerintah  Nomor  56  Tahun  2021  tentang  Pengelolaan  Royalti  Hak  Cipta  Lagu  dan/atau  Musik  telah diberlakukan Peraturan Menteri Hukum dan Hak  Asasi Manusia Nomor 9 Tahun 2022 tentang Peraturan  Pelaksanaan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  56  Tahun  2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu  dan/atau Musik, perlu dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan perkembangan hukum di masyarakat, sehingga perlu diganti;

b. bahwa penyesuaian yang dimaksudkan untuk memberikan pelindungan dan kepastian hukum terhadap pencipta, pemegang hak cipta, dan pemilik hak terkait terhadap hak ekonomi atas lagu dan/atau musik serta setiap orang yang melakukan penggunaan secara komersial lagu dan/atau musik pada layanan publik bersifat komersial;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan     Menteri     Hukum     tentang     Peraturan  Pelaksanaan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  56  Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik;

 

Dasar hukum diterbitkannya Peraturan Menteri Hukum Permenkum Nomor 27 Tahun 2025 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu Dan/Atau Musik adalah

1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 61 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2024 Nomor 225, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6994);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun  2021 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6675);

5. Peraturan Presiden Nomor 155 Tahun 2024 tentang Kementerian Hukum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2024 Nomor 351);

6. Peraturan Menteri Hukum Nomor 1 Tahun 2024 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2024 Nomor 832);

 

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Royalti adalah imbalan atas pemanfaatan hak ekonomi suatu ciptaan atau produk hak terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait.

2. Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik yang selanjutnya disebut Pengelolaan Royalti adalah penarikan, penghimpunan, dan pendistribusian Royalti hak cipta lagu dan/atau musik.

3. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu Ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata.

5. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu Ciptaan yang bersifat khas dan pribadi.

6. Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai  pemilik Hak Cipta, pihak yang menerima hak tersebut secara sah dari Pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah.

7. Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan hak eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga penyiaran.

8. Lembaga Manajemen Kolektif Nasional yang selanjutnya disingkat LMKN adalah lembaga bantu pemerintah nonAPBN yang dibentuk oleh Menteri berdasarkan Undang-Undang mengenai Hak Cipta yang memiliki kewenangan untuk menarik, menghimpun, dan mendistribusikan Royalti serta mengelola kepentingan hak ekonomi Pencipta dan pemilik Hak Terkait di bidang lagu dan/atau musik.

9. Lembaga Manajemen Kolektif yang selanjutnya disingkat LMK adalah institusi yang berbentuk badan hukum nirlaba yang diberi kuasa oleh Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan/atau pemilik Hak Terkait guna mengelola hak ekonominya dalam bentuk menghimpun dan mendistribusikan Royalti.

10. Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.

11. Lisensi adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak Terkait kepada pihak lain untuk melaksanakan hak ekonomi atas Ciptaannya atau produk Hak Terkait dengan syarat tertentu.

12. Layanan Publik yang Bersifat Komersial adalah layanan atas pemanfaatan lagu dan/atau musik yang dapat diakses oleh publik dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.

13. Penggunaan Secara Komersial adalah pemanfaatan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan ekonomi dari berbagai sumber atau berbayar.

14. Pusat Data Lagu dan/atau Musik adalah keseluruhan sistem informasi yang meliputi pengumpulan, penyaringan, pengelolaan, penyajian, dan pengkomunikasian informasi  tentang  pencatatan ciptaan lagu dan/atau musik dalam daftar umum ciptaan.

15. Sistem Informasi Lagu dan/atau Musik adalah sistem informasi dan data yang digunakan dalam pendistribusian Royalti lagu dan/atau musik.

16. Tim Pengawas adalah tim yang dibentuk oleh Menteri untuk menjalankan tugas, fungsi, dan kewenangan terkait evaluasi terhadap LMK dan LMKN.

17. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

18. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual.

 

 

Berdasarkan Permenkum No 27/2025 Tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu Dan/Atau Musik dinyatakan bahwa Untuk Pengelolaan Royalti, Menteri membentuk LMKN yang merepresentasikan kepentingan Pencipta dan pemilik Hak Terkait.  LMKN terdiri atas: a) LMKN Pencipta; dan b) LMKN pemilik Hak Terkait. LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait masing-masing terdiri atas anggota komisioner dan  dipimpin oleh ketua komisioner yang bersifat independen. Masing-masing LMKN bertanggung jawab kepada Menteri.

 

LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait memiliki kewenangan untuk menarik, menghimpun, dan mendistribusikan Royalti dari Orang yang melakukan Penggunaan Secara Komersial.

 

Untuk menjalankan kewenangan LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait secara bersama-sama menyelenggarakan tugas:

a. Pengelolaan Royalti pada Layanan Publik yang Bersifat Komersial baik analog maupun digital;

b. penyusunan kode etik LMK di bidang lagu dan/atau musik;

c. penyusunan dan penyampaian rekomendasi kepada Menteri terkait dengan perizinan LMK di bidang lagu dan/atau musik yang berada di  bawah koordinasinya;

d. penyusunan standar operasional prosedur terkait Pengelolaan Royalti;

e. penetapan sistem dan tata cara penghitungan pembayaran Royalti oleh pengguna kepada LMK;

f. penetapan tata cara pendistribusian Royalti dan besaran Royalti untuk Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan pemilik Hak Terkait;

g. sinkronisasi dan pembersihan data pemilik hak;

h. mediasi atas sengketa pendistribusian Royalti oleh LMK jika terdapat keberatan dari anggota LMK;

i. penyusunan dan penyampaian laporan kinerja dan laporan keuangan kepada Menteri yang ditembuskan kepada LMK dan Tim Pengawas; dan

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

 

Keanggotaan Komisioner LMKN Pencipta. Susunan keanggotaan komisioner LMKN Pencipta berjumlah 5 (lima) orang terdiri atas: a) 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan b) 4 (empat) orang anggota.  Keanggotaan  komisioner  LMKN  Pencipta  berasal dari unsur: a) 2 (dua) orang perwakilan dari Pemerintah; b) 1  (satu)  orang  ahli/pakar  hukum  di  bidang  Hak Cipta; c) 1 (satu) orang perwakilan LMK Pencipta; dan d) 1 (satu) orang Pencipta.

 

Susunan  keanggotaan  komisioner  LMKN  pemilik  Hak Terkait berjumlah 5 (lima) orang terdiri atas: a) 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan b) 4 (empat) orang anggota.  Keanggotaan komisioner LMKN pemilik Hak Terkait berasal dari unsur: a) 2 (dua) orang perwakilan dari Pemerintah; b) 1  (satu)  orang  ahli/pakar  hukum  di  bidang  Hak Cipta; c) 1 (satu) orang perwakilan LMK Hak Terkait; dan d) 1 (satu) orang pemilik Hak Terkait.

 

Untuk dapat diangkat menjadi komisioner LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait harus memenuhi persyaratan: a) warga negara Indonesia;  b) berusia paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun pada saat pengangkatan; c) berpendidikan paling rendah sekolah menengah atas/sederajat; d) bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia; e) sehat jasmani dan rohani; f) tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun; dan g) memiliki pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi oleh industri musik/lagu dan solusinya.

 

Pemilihan anggota komisioner LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait dilakukan melalui mekanisme seleksi terbuka. Dalam pemilihan anggota komisioner Menteri melalui Direktur Jenderal membentuk panitia seleksi. Panitia seleksi calon anggota komisioner LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait bertugas: a) menyiapkan administrasi tahapan seleksi terbuka; b) mengumumkan pendaftaran seleksi terbuka; c) menerima dan melakukan pemeriksaan administrasi dan penilaian dokumen peserta calon anggota komisioner; d) melakukan serangkaian tes dan wawancara terhadap peserta calon anggota komisioner; e) menyampaikan hasil seleksi terbuka; dan f) mengumumkan hasil seleksi terbuka.

 

Seleksi terbuka dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya keanggotaan komisioner LMKN. Panitia seleksi menyampaikan hasil seleksi terbuka kepada Direktur Jenderal.  Direktur Jenderal menyampaikan hasil seleksi terbuka kepada Menteri untuk dilakukan penetapan dan pengangkatan. Anggota komisioner LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait diangkat untuk masa jabatan paling lama 3 (tiga) tahun.

 

Pendaftaran calon anggota komisioner masing-masing LMKN dilakukan dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja secara terus menerus. Setiap orang hanya dapat mengikuti seleksi  calon anggota komisioner pada 1 (satu) LMKN.  Dokumen persyaratan Pendaftaran calon anggota komisioner LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait paling sedikit memuat:

a. surat lamaran;

b. daftar riwayat hidup;

c. membuat tulisan yang mencakup visi, misi, dan konsep pengelolaan royalti di  bidang  musik dan/atau lagu, ditulis dengan jenis huruf times new roman, ukuran 12 (dua belas), spasi 1,5 (satu koma lima), jumlah 7 (tujuh) sampai dengan 10 (sepuluh) halaman, kertas ukuran A4;

d. surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari rumah sakit pemerintah; dan

e. surat keterangan catatan kepolisian dari Kepolisian Republik Indonesia.

 

LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait memiliki kewenangan untuk Pengelolaan Royalti dari pengguna Layanan Publik yang Bersifat Komersial. Pengelolaan Royalti terdiri dari: a) penarikan Royalti; b) penghimpunan Royalti; dan c) pendistribusian Royalti.

 

Penarikan Royalti yang dilakukan oleh LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a dilakukan kepada Layanan Publik yang Bersifat Komersial baik dalam bentuk: a) analog; dan b) digital.

 

Penarikan Royalti tidak hanya dilakukan di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, melainkan  juga di negara lain di seluruh dunia.  Penarikan Royalti juga dilakukan berdasarkan perjanjian kerja sama antara LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait dengan lembaga manajemen kolektif di negara tersebut.

 

Selain menjalin kerja sama berdasarkan perjanjian dengan lembaga manajemen kolektif negara lain, LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait secara bersama-sama dapat menjalin perjanjian kerja sama dengan platform digital asing.

 

Perjanjian kerja sama baik dengan lembaga manajemen kolektif negara lain maupun dengan platform digital asing berdasarkan data atau informasi Pencipta atau pemilik Hak Terkait maupun penggunaan lagu dan/atau musik.

 

Setiap Orang dapat melakukan Penggunaan Secara Komersial lagu dan/atau musik dalam bentuk Layanan Publik yang Bersifat Komersial dengan mengajukan permohonan Lisensi dan membayar Royalti kepada Pencipta, Pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak Terkait melalui LMKN.

 

Penggunaan Secara Komersial untuk suatu pertunjukan dapat menggunakan lagu dan/atau musik tanpa perjanjian Lisensi dengan tetap membayar Royalti melalui LMKN.

 

Pembayaran Royalti dilakukan segera setelah Penggunaan Secara Komersial lagu dan/atau musik. Kewajiban pembayaran Royalti atas pemanfaatan lagu dan/atau musik pada Layanan Publik yang Bersifat Komersial menjadi tanggung jawab penyelenggara acara atau pemilik tempat usaha.

 

Layanan Publik yang Bersifat Komersial dalam bentuk analog meliputi:

a. tempat penginapan terdiri atas:

1. hotel berbintang;

2. hotel nonbintang;

3. vila;

4. apartemen;

5. resor;

6. losmen;

7. tempat perkemahan atau camping ground;

8. rumah persinggahan atau homestay;

9. rumah pondok atau guest house; dan

10. kos;

b. tempat usaha makan dan minum terdiri atas:

1. restoran;

2. kafe;

3. pusat jajan serba ada atau food court;

4. kantin;

5. warung makan; dan

6. kawasan kuliner atau food street;

c. diskotek, klab malam, pub, bar, dan bistro;

d. pertokoan dan mal terdiri atas:

1. pusat belanja modern atau mal;

2. pertokoan; dan

3. minimarket;

e. sarana olahraga terdiri atas:

1. gimnasium atau fitness center;

2. biliar;

3. ice skating;

4. bowling; dan

5. sarana dan prasarana olahraga lainnya;

f. sarana kebugaran dan perawatan terdiri atas:

1. salon kecantikan;

2. klinik kecantikan;

3. spa; dan

4. pijat refleksiologi;

g. sarana transportasi terdiri atas:

1. udara;

2. darat;

3. laut;

4. sungai;

5. danau; dan

6. perairan;

h. fasilitas penunjang transportasi terdiri atas:

1. bandara;

2. stasiun;

3. terminal;

4. pelabuhan; dan

5. halte;

i. tempat hiburan dan wisata terdiri atas:

1. tempat rekreasi tematik atau themepark;

2. kebun binatang;

3. tempat wisata darat;

4. tempat wisata air; dan

5. museum;

j. perkantoran terdiri atas:

1. bank;

2. kantor; dan

3. ruang kerja bersama/berbagi atau co-working;

k. bioskop dan sarana fasilitasnya terdiri atas:

1. berjaringan; dan

2. tidak berjaringan;

l. nada tunggu;

m. televisi terdiri atas:

1. lembaga penyiaran pemerintah pusat;

2. lembaga penyiaran pemerintah daerah;

3. lembaga penyiaran swasta;

4. televisi berbayar; dan

5. siaran simulcast/webcast;

n. radio terdiri atas:

1. lembaga penyiaran radio pemerintah;

2. lembaga penyiaran radio pemerintah daerah;

3. lembaga penyiaran radio milik swasta;

4. lembaga penyiaran radio milik komunitas; dan

5. siaran radio online/web radio;

o. karaoke terdiri atas:

1. karaoke eksekutif;

2. karaoke keluarga;

3. karaoke hall; dan

4. karaoke box;

p. konser musik terdiri atas:

1. konser musik yang berbayar; dan

2. konser musik gratis yang memiliki nilai ekonomi, yang dilakukan di area publik,  meliputi stadion, pameran, ruang terbuka/tertutup;

q. festival;

r. seminar dan konferensi komersial;

s. pameran, bazar, acara olahraga, dan special event;

t. rumah sakit dan klinik;

u. sarana pelatihan terdiri atas:

1. kursus musik; dan

2. kursus dansa;

v. club house;

w. penyediaan konten lagu dan/atau musik untuk keperluan komunikasi kepada publik, meliputi musik yang disimpan dalam tempat penyimpanan digital atau hard disk terdiri atas:

1. audio musik player;

2. video musik player;

3. video karaoke player; dan

4. mobile disc jockey.

 

Layanan Publik yang Bersifat Komersial dalam bentuk meliputi:

a. audio/video streaming;

b. audio/video download;

c. simulcast/webcast;

d. video on demand/over the top;

e. online/web radio; dan

f. live event streaming.

 

LMKN Pencipta dan LMKN pemilik Hak Terkait melakukan penarikan Royalti dari Orang yang melakukan Penggunaan Secara Komersial lagu dan/atau musik dalam bentuk Layanan Publik yang Bersifat Komersial untuk: a) Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan pemilik Hak Terkait yang telah menjadi anggota dari suatu LMK; dan b) Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan pemilik Hak Terkait yang belum menjadi anggota dari suatu LMK.

 

Ketentuan mengenai pedoman penetapan besaran Royalti atas penggunaan lagu dan/atau musik pada Layanan Publik yang Bersifat Komersial ditetapkan oleh LMKN dan disahkan oleh Menteri.

 

Selengakpnya silahkan download dan baca salinan Permenkum Nomor 27 Tahun 2025 Tentang Peraturan Pelaksanaan PP Nomor 56 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu Dan/Atau Musik

 

Link download Permenkum Nomor 27 Tahun 2025

 

Demikian informasi tentang Permenkum Nomor 27 Tahun 2025 Tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu Dan Musik. Semoga ada manfaatnya

 



Tidak ada komentar

Posting Komentar

Buka Formulir Komentar

Info Kurikulum Merdeka dan PM

Info Kurikulum Merdeka dan PM
Info Kurikulum Merdeka dan PM

Search This Blog

Social Media

Facebook  Twitter  Instagram  Google News   Telegram  

Popular Post



































Free site counter


































Free site counter